RAMPAI KISAH PEMENANG
Kumpulan kisah Tokoh Iman
dari berbagai sumber
dikutip oleh Eddy Sriyanto
|
|
ADONIRAM JUDSON
Adoniram Judson adalah seorang misionari American
Baptist yang bekerja hampir 40 tahun di Burma (sekarang
Myanmar). lahir 9 Agustus 1788 di Malden, Massachusetts
,ia putera dari seorang rohaniwan Gereja Congregational
di Boston, pada usia 16 tahun memasuki Kampus Rhode Island
College (sekarang Brown University).
Di Universitas Brown ini, Adoniram bersahabat
karib dengan seorang atheis bernama Jacob Earnes. Jacob
ini sangat kuat mempengaruhi Adoniram untuk meninggalkan
iman Kristianinya, sehingga lambat laun Adonirampun mulai
meninggalkan kekristenan untuk menjadi atheis. Orangtua
Adoniram yang mengetahui ini sangat kecewa dan menyesal,
namun mereka hanya dapat berdoa pada Tuhan untuk menyadarkan
kembali putera mereka itu. Pada usia 21 tahun, Adoniram
memulai karier sebagai penulis naskah sandiwara di kota
New York.
Suatu malam, dalam satu perjalanan ke daerah
barat untuk mencari bahan cerita sandiwara, ia berhenti
di sebuah penginapan untuk beristirahat. Hanya ada satu
kamar yang tersisa, dan celakanya penghuni kamar sebelahnya,seorang
pemuda yang sedang sekarat karena sakit parah. Sepanjang
malam pemuda itu merintih, mengerang ,sangat menderita
dan ketakutan dalam menghadapi kematian. Adoniram kemudian
bertanya dalam hati, apa pendapat Jacob Earnes tentang
ketakutan, kesakitan dan kematian.
Esok harinya, ia menanyakan keadaan pemuda
yang sakit itu pada pemilik penginapan. Pemilik penginapan
itu berkata "Dia sudah meninggal pak, pagi ini. Masih
sangat muda, kira-kira seusia dengan Anda. Ia kuliah di
Brown University." Adoniram terdiam, perasaannya
mulai kurang enak. Pemilik penginapan itu melanjutkan,
"Namanya Jacob Earnes.". Seperti mendapat tamparan
di wajah, Adoniram sangat terpukul. Dia sudah tak tertarik
lagi dengan karier teaternya, dan memutuskan kembali ke
rumahnya, bertobat dan menyerahkan hidup bagi pelayanan
kepa Kristus.
Ia memulai pelayanannya,berperan dalam
pembentukan of the American Board of Commissioners for
Foreign Missions atau Komisi Lembaga Amerika untuk Misi
Luarnegeri, ditugaskan sebagai misionari ke luarnegeri
oleh Gereja Congregational , menikah dengan Ann Hasseltine
tanggal 5 February 1812 yang masuk Baptist di Calcutta,
India September 6, 1812 pindah ke Myanmar pada tahun 1813,
ia ditahan dalam penjara selama dua puluh satu bulan selama
perang antara Inggris dan Myanmar.
Isterinya, Ann meninggal dunia di Amherst, Burma pada
24 October 1826 .Adoniram menyelesaikan penterjemahan
Alkitab bahasa Burma tahun 1834 menikah dengan Sarah Hall
Boardman, janda dari misionari George Boardman, April
1834 isteri kedua, Sarah meninggal di St. Helena, Burma
1 September 1845 ,lalu menikah lagi dengan penulis Emily
Chubbuck 2 Juni 1846 yang meninggal dan dimakamkan di
laut pelabuhan Bengal, India pada tanggal 12 April 1850
Sesudah kepindahannya , Judson's melamar ke Gereja Baptists
di Amerika Serikat melayani sebagai utusan misi formasi
dari Konvensi Umum Gereja Baptis Amerika Serikat untuk
Misi Asing (lebih dikenal sebagai Konvensi Triennial)
.Sampai akhir hidupnya ,Judson melayani sebagai misionaris
di Myanmar.
Sumber pustaka:
Dictionary of Baptists in America, Bill J. Leonard, editor
Encyclopedia of Southern Baptists, Norman W. Cox, editor
To The Golden Shore: The Life of Adoniram Judson, by Courtney
Anderson
"http://en.wikipedia.org/wiki/Adoniram_Judson"
Real Stories For The Soul, by R.J.Morgan
|
|
Oscar
Cervantes
Oscar Cervantes adalah contoh
dramatis dari kuasa Kristus untuk mengubahkan kehidupan.
Sebagai anak, Oscar telah mulai mendapat kesulitan. Sesudah
bertambah umurnya, ia dipenjarakan
17 kali karena tidak kekerasan. Para psikiater
penjara mengatakan bahwa ia tidak dapat ditolong lagi.
Tetapi mereka keliru!
Setelah bebas dalam waktu
yang singkat. Oscar menjumpai seorang tua yang
menceritakan kepadanya tentang
Yesus. Ia menaruh percaya kepada Tuhan dan diubahkan
menjadi orang yang murah hati dan penuh perhatian. Pendeta
penjara H.C. Warwick menerangkan
demikian : Sabtu ketiga dari tiap bulan adalah
"Malam Oscar" di Soledad. Penghuni-penghuni penjara datang
untuk mendengar Oscar
dan mereka pun menyanyikan nyanyian Injil dengan penuh
semangat; mereka duduk dengan
penuh perhatian selama 2 jam lebih; dengan keleluasaan
mereka datang pada altar kapel.. apa yang belum tuntas
dilakukan oleh tenaga-tenaga
ahli kepada Oscar bertahun-tahun dalam konseling,
dituntaskan Kristus dalam satu saat pertobatan.
|
|
Karl Gutzlaff
Dilahirkan
pada tahun 1803 di Jerman. Pada usia 20 tahunan diutus
Lembaga Misi Belanda ke Indonesia. Selanjutnya secara
mandiri ia merambah pelayananannya ke Thailand dan negara
asia tenggara lainnya. Ia menterjemahkan seluruh Alkitab
ke dalam bahasa Siam, dan bagian-bagian Alkitab dalam
bahasa Laos dan Kamboja. Di Thailand ia hanya mempersingkat
keberadaannya karena istrinya meninggal , bayi perempuannya
sakit sedangkan kesehatannya sendiri memburuk.
Ia kemudian
menjadi misionaris di daratan China. Di China ia dikhianati
beberapa pengerja yang membantunya. Para pengerja ini
memfitnah dan mencemarkan nama baiknya. Namun masih banyak
yang menghargai misinya . Tak lama kemudian, ia mendirikan
Lembaga Penginjilan China (Chinese Evangelization Society
- CES) |
|
Aida Skripnova
Wanita
muda itu berdiri di sudut ruangan sambil membagi-bagikan
kartu-kartu kecil yang bertuliskan puisi-puisi. Tiap kartu
diisi puisi yang ditulisnya sendiri, yang merupakan pernyataan
kasih dan sukacitanya karena pengenalannya akan Kristus.
Namun karena tindakan itu ia harus ditahan dan dibawa
ke pengadilan. Di pengadilan dengan berani ia berkata,"Wahai
para atheis, masyarakat yang sedang kalian bangun tidak
pernah dapat menjadi adil, karena kalian sendiri tidak
adil." Wanita pemberani bernama Aida Skripnova itu
kemudian dihukum setahun penjara. Setelah lepas dari penjara,
ia melayani di sebuah gereja bawah tanah.
Aida
sangat tajam mengkritik kaum komunis, karena itu koran
Izvestia menjulukinya sebagai "a pirate from the
house of prayer" atau "bajak laut dari rumah
doa". Kerena tulisannya yang tajam, Aida kembali
dijatuhi hukuman 4 tahun penjara. Tulisan itu berbunyi,"Kalian,
para atheis dapat mengadakan pertemuan bersama, berbicara,
membaca dan bernyanyi setiap saat dan melakukan apa pun
yang kalian inginkan. Mengapa kami tidak boleh saling
mengunjungi? Hukum apa yang melarang kami? Mengapa kami
tidak boleh berdoa atau membaca Alkitab kapan pun kami
mau?Kami hanya diijinkan berbicara tentang Allah di gereja.
Tetapi kalian tentu tak akan setuju jika kalian hanya
diijinkan bicara mengenai teater hanya di teater, atau
membaca buku hanya di perpustakaan saja. Kami tidak dapat
diam saat mengetahui ada orang-orang yang menentang tujuan
hidup kami, yaitu Kristus."
Karena
keberanian dan keteguhan imannya, Aida berulang-ulang
menjalani hukuman penjara. Di penjara Aida semakin mengasihi
Tuhan Yesus. Hanya satu hal yang menyiksanya di penjara,
yaitu hidup tanpa Alkitab. Suatu kali ia mendapat selundupan
Injil Markus, tetapi para penjaga mengetahuinya. Para
penjaga lalu menggeledah seluruh penjara dan pada penggeledahan
yang kedua, Kitab Suci miliknya itu ditemukan. Kemudian
Aida dikurung dalam sel yang dingin selama 10 hari. Dua
minggu kemudian, secara diam-diam seseorang memberikan
kitab PB kepadanya dan ia menyimpannya sampai hari pembebasannya.
Ketika dibebaskan dari penjara, keadaan fisik Aida berubah
sangat drastis. Di usia 30 tahun, Aida tampak seperti
50 tahun. Badannya kurus karena menjalani tahun-tahun
siksaan di dalam penjara. Walaupun terlihat tua, tetapi
sukacita memancar dari wajahnya, karena ia melayani Yesus
yang dilayaninya. Dua hal yang membuatnya tetap kuat,
yaitu firman yang mengatakan "Sebab kuk yang Kupasang
itu enak dan bebankupun ringan." Dan yang kedua adalah
dukungan moril dan doa dari orang-orang percaya yang empati
padanya.
|
|
Polycarp
Yohanes,
murid yang paling dikasihi Yesus, merupakan salah satu
rasul yang paling lama hidup sesudah kebangkitan Yesus.
Yohanes telah memuridkan banyak orang Kristen, diantaranya
adaaalah Polycarp yang hidup sekitar tahun 70 - 160 sesudah
masehi. Polycarp menjadi gembala yang menggembalakan jemaat
di Smirna. Pada jaman itu penindasan dan penganiayaan
oleh penguasa Romawi terhadap kekristenan sangatlah berat.
Pada usia yang sangat tua yaitu 86 tahun, Polycarp ditangkap
dan dianiaya.
Dengan
ancaman akan dibakar hidup-hidup, Polycarp dipaksa untuk
mengingkari imannya,namun ia menolak. Ia lalu diikat pada
sebatang tiang dengan tumpukan kayu bakar di sekitarnya,
saat itu ia kembali dipaksa menyangkal Tuhan Yesus sebagai
Tuhannya agar lepas dari pembakaran.Polycarp tetap teguh
pada imannya, ia teringat akan pesan gurunya, yaitu rasul
Yohanes, "Hendaklah engkau setia sampai mati".
Ketika kayu-kayu mulai dibakar,dan lidah bara api mulai
menyentuh tubuhnya, orang mengira akan keluar kata-kata
penyangkalan dari mulut Polycarpus, tetapi sebaliknya,
yang terlontar adalah ucapan Polycarpus yang sangat terkenal
dan dikenang sampai saat ini. Polycarp berkata, "Selama
86 tahun aku mengiring Dia, belum pernah Dia mengecewakan
aku, mengapa aku harus menyangkalnya?". Polycarp
akhirnya tewas dalam kobaran api, ia tetap setia pada
imannya pada Tuhan Yesus walaupun harus kehilangan nyawa
dengan cara mengenaskan.
Mengikut
Yesus, menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi
bukan berarti lepas dari berbagai tantangan, godaan dan
ancaman. Kita hanya bisa berharap tidak menemui rintangan,
cobaan ataupun badai kehidupan, namun kita juga taaak
bisa menghindari bila harapan tak sesuai kenyataan. Mengikut
Yesus harus siap memikul salib, teraniaya, terhina dan
tertolak. Harus siap memasuki peperangan rohani, harus
siap menyangkal diri, bahkan kemungkinan terburuk, yaitu
kehilangan nyawa. Yesus telah menunjukan contoh setia
sampai mati di atas kayu salib, para pengikutNya pun haaarus
tetap setia.
|
|
DWIGHT L. MOODY
Dwight L. Moody sejak kecil telah hidup dalam kemiskinan.
Ayahnya adalah tukang batu yang telah meninggal dunia
ketika D.L. Moody masih balita. Ibunya, Betsey Holtom
yang mengambil alih posisi kepala keluarga,mendidiknya
untuk giat belajar, tekun berdoa,dan giat bekerja keras
untuk keperluan hidupnya. D.L Moody kecil selepas jam
sekolah bekerja menggembalakan lembu tetangganya untuk
bayaran satu sen perhari.
Menginjak usia dewasa, Moody berangkat
ke Boston untuk bekerja. Di kota ini ia bekerja sebagai
pelayan toko sepatu milik pamannya.Saat bekerja di Boston
inilah iman kerohaniannya semakin berkembang pesat. Bulan
September 1856, D.L Moody pindah ke Chicago dan merintis
usaha wiraswastanya sendiri. Sambil berniaga, ia berhubungan
dengan orang-orang yang baru dikenalnya, dan berkenalan
dengan para perantau yang banyak dijumpai di kota itu.
Moody memulai pelayanannya di Chicago dengan membagi-bagikan
pamflet rohani dan mengajak orang-orang untuk pergi menghadiri
kebaktian di gereja.
Usaha pelayanan Moody tidak hanya sampai
di situ, ia kemudian menyelenggarakan kebaktian sekolah
minggu di mana banyak anak-anak dari berbagai status bergabung.
Bahkan anak terlantar dan anak nakal banyak yang bertobat
dan mengikuti sekolah minggu yang diadakannya.Pada tahun
1860, ia memutuskan untuk meninggalkan bisnisnya untuk
sepenuh waktu melayani Tuhan. Moody lalu menyelenggarakan
kabaktian Minggu malam, dan pelayanannya semakin berkembang.
Ia lalu menggabungkan diri dengan Young Men's Christian
Assocition atau asosiasi pemuda Kristen. Perkembangan
pelayanannya semakin meningkat hingga akhirnya ia membangun
Illinois Street Church sebagai tempat kebaktian.
Untuk mengembangkan pelayanannya, Moody
merekrut banyak orang, salah satu diantaranya adalah Ira
D. Sankey yang merupakan penyanyi. Ira akhirnya menjadi
song leader yang menonjol dalam pelayanannya. Walaupun
sempat mengalami musibah, yaitu terbakarnya Illinois Street
Church di Chicago yang merupakan pusat aktivitas pelayanannya,
Moody tidak berputus asa. Sehabis kebakaran ia sendiri
membantu para korban kebakaran dan keluarganya dan menghimpun
dana untuk membangun gedung ibadah baru.Dua setengah bulan
kemudian dimulailah pembangunan North Side Tabernacle,
mulai saat itu semakin banyak orang datang ke kebaktian
yang dipimpinnya.
Tuhan semakin memberkati usaha pelayanan
Moody, sehingga di mana pun ia memberitakan Injil, ratusan
bahkan ribuan orang bertobat menerima keselamatan. Berita
tentang kebaktian dan kebangunan rohani yang dipimpin
Moody tersebar sampai seluruh Amerika, bahkan dampaknya
juga sampai ke negara lainnya.Surat kabar dan radio ikut
memberitakan fenomena kegerakan rohani yang dimotori Moody
ini.
Setiap kali kebaktian selesai, seringkali
Moody diminta membubuhkan tanda tangan ataupun catatan
kecil di Alkitab para jemaat atau pengunjung kebaktian.
Kadang-kadang, ia juga menuliskan kata-kata mutiara yang
berkaitan dwengan kotbah yang disampaikannya. Salah satu
kata mutiara yang menarik berbunyi demikian: "The
Bible will keep you from sin or sin will keep you away
from the Bible".
Pelayanan terakhir Moody adalah di gedung
Convention Hall yang dihadiri sekitar 15.000 orang. Kotbahnya
diambilkan dari nas Lukas 14:16-24 tentang orang-orang
yang berdalih. Selesai kebaktian ini, Moody jatuh sakit
dan pulang ke Northfield untuk beristirahat. Akhirnya,
di kota asalnya ini Moody meninggal dunia pada tanggal
22 Desember 1899. Namun kenangan akan pelayanannya tetap
tersimpan manis sampai saat ini, dan beberapa ucapannya
yang terkenal, masih kerap di kutip dalam berbagai naskah
maupun kotbah-kotbah hamba Tuhan saat ini.
|
|
|
|
|
Dalam bukunya 'Bukalah Pintu
Lebar-lebar Untuk Kehidupan Yang Bahagia', T. Huffman
Harris menceritakan tentang seorang muda bernama Eddie yang
telah bosa hidup dan
memutuskan untuk melompat dari jembatan ke dalam sungai
yang deras. Jim, seorang
yang tidak kenal Eddie, melihat Eddie yang dibawa arus
langsung terjun ke dalam air
dan berusaha menyelamatkannya. Eddie seorang perenang
yang baik, melihat Jim timbul tenggelam mati-matian di dalam
arus yang kuat, dan
mengetahui bahwa tanpa pertolongannya ia akan tenggelam,
maka dengan segala kekuatannya
Eddie berenang menuju orang itu dan menyelamatkan
dia. Eddie pun mendapatkan arti dan harapan yang baru pula.
|
|
|
|