BULUH
YANG TERKULAI
SUMBU
YANG PUDAR NYALANYA
Pendalaman Alkitab oleh :
Pdt.Drs.Petrus F.Setyadarma, Pelita Kasih edisi 1/2000
dikutip oleh Eddy
Sriyanto telp.(024) 70125869 / 0812.2525.268
Buluh yang patah terkulai tidak akan
diputuskannya, dan sumbu yang pudar
nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi
dengan setia ia akan menyatakan hukum
(Yesaya 42:3) |
|
|
Buluh
Kata'buluh' (Ibrani:qaneh ; Inggris:
reed) adalah sejenis tanaman yang tumbuh di rawa-rawa.Kadang-kadang
qaneh diterjemahkan dengan "gelagah" (1 Raja 14:15;
Ayub 40:16), tetapi kadaang-kadang juga diterjemahkan dengan
"bambu" (Yesaya 36:6). Tanaman buluh disamakan dengan
Arundo donax, yakni tanaman Palestina dan Mesir yang tingginya
bisa sampai 3 atau 4 meter. Jika ditekan, sebatang buluh akan
merunduk dan terkulai hingga sangat mudah dipatahkan. Jika ia
dipatahkan, maka tempat patahnya akan menusuk tangan (Yeh 29:8-7).
Jenis tanaman rawa lainnya yang sejenis adalah 'agmon' , diterjemahkan
dengan "ranting" (Yesaya 9:13) atau "gelagah"
(Yesaya 35:7) ,terjemahan dinamisnya menjadi "orang biasa"
; 'gonze' yang diterjemahkan dengan "pandan" (Yesaya
35:7 -mewakili tumbuh-tumbuhan di rawa-rawa); kalamos, yang
diterjemahkan juga sebagai "buluh" (Metius 27:29-30);
suf, yang diterjemahkan dengan "teberau" (Keluaran
2:3,5). Untuk selanjutnya kata "buluh" dapat digunakan
mewakili seluruh jenis tumbuh-tumbuhan rawa di atas.
Allah yang kita kenal di dalam
Yesus Kristus adalah Allah yang sangat komunikatif. Firman-Nya
yang tertulis, yakni Alkitab, banyak berbicara kepada kita dengan
bahasa simbol. Istilah "buluh" juga seringkali digunakan
sebagai simbol, yakni gambaran dari orang-orang yang lemah dan
tak berdaya, serta orang yang plin-plan, tidak punya pendirian.
Dalam artikel ini akan dibahas makna simbol "buluh"
tersebut dalam kehidupan orang percaya.
Penggunaan
Buluh Secara Positif
Buluh termasuk tanaman yang jauh
lebih lemah dibandingkan pohon-pohon kayu yang besar, seperti
pohon aras atau pohon sanobar. Justru karena itulah ia banyak
dipakai dan sangat bermanfaat.
Pertama,
buluh dapat dianyam menjadi keranjang yang ringan. Keranjang
semacam ini pernah digunakan oleh Yokhebed ketika ia rindu menyelamatkan
Musa, anaknya, dari upaya pembunuhan bayi-bayi yang dilakukan
tentara Mesir (Kel 2:3).
Kedua,
buluh dapat digunakan sebagai tongkat pengukur. Rasul Yohanes
pernah disuruh oleh malaikat Tuhan di Pulau Patmos untuk mengukur
Bait Allah dan orang-orang yang beribadah di dalamnya dengan
sebatang buluh (Wahyu 11:1).
Ketiga,buluh
dapat dipakai sebagai tongkat penyodok. Ketika Yesus mengatakan
"Aku haus!" di kayu salib, ada tentara yang menyodorkan
anggur asam dengan menggunakan sebatang buluh (Matius 27:48).
Kesemuanya ini memberikan gambaran yang sangat indah dalam kehidupan
orang percaya. Sebagai manusia yang lemah dan tak berdaya, kita
adalah buluh-buluh yang terkulai.Tak ada sesuatu pun yang baik
yang dapat kita hasilkan dari dalam dirinya adalah "manusia
celaka", karena setiap kali ia ingin melakukan yang baik,
selalu yang jahat yang dihasilkan (Roma 7:18-24). Namun oleh
anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, ia telah dilayakkan.
Dosanya telah ditebus dan ia telah dibenarkan (Roma 7:25). Itu
berarti bahwa sekalipun kita lemah dan tak berdaya, Tuhan justru
mengasihi kita dan rindu memakai kita menjadi alat di dalam
tangan-Nya.
Tuhan Allah kita jauh melebihi memampuan McGyver.
Ia pasti mampu menjadikan kita yang lemah ini menjadi alat yang
sangat bermanfaat bagi-Nya dalam memulihkan dunia ini. Oleh
sebab itu kita harus bangga jika Tuhan ingin memakai kita.Ia
mempercayai kita untuk menjadi kawan sekerjanya (1 Kor 3:9)
Penggunaan Buluh
secara Negatif
Selain dapat digunakan secara positif, buluh
juga dapat digunakan secara negatif.
Pertama, sebagai alat penghinaan.
Para prajurit Roma yang menangkap Yesus memperlakukan-Nya dengan
sangat tidak hormat. Mereka menganyam mahkota duri dan diletakkkan
di atas kepala Yesus dan memberikan sebatang buluh kepada-Nya
dengan maksud menghina-Nya (Matius 27:29). Seorang raja biasanya
memegang "tongkat kekuasaan" yang terbuat dari kayu
berlapis emas murni. Tetapi Yesus, raja di atas segala raja,
dihina dengan hanya memegang tongkat dari buluh yang lemah dan
tak berdaya.
Kedua, kadang-kadang buluh juga
dipakai menjadi tongkat pemukul. Mahkota duri itu tidak hanya
ditaruh di kepala Yesus, melainkan dipukul dengan menggunakan
buluh yang tadi dipegang Yesus, sehingga durri-duri itu menancap
di kepala Yesus (Matius 27:30)
Seringkali kelemahan kita sebagai
manusia dimanfaatkan iblis. Ia terus berupaya untuk dapat memanfaatkan
manusaia yang lemah dan tak berdaya-bagai buluh itu- sebagai
alat di tangannya. Ada orang yang menghina sesamaanya hanya
krena perbedaan status ekonomi, dimana yang kaya menghina yang
miskin (perumpamaan Lazarus- Lukas 16:19-31). Mereka lupa bahwa
di hadapan Allah semua orang itu sama. Justru ketika seseorang
tahu bahwa dirinya lebih diberkati Tuhan, ia harus membagikan
kepada orang lain.
Sumbu.
"Sumbu"
(Ibrani:pishtah) adalah jalinan temali
yang ada pada sebuah pelita, yang mampu menyerap minyak sehingga
dapat dinyalakan. Dengan demikian sumbu berkaitan dengan pelita.
Dimana sumbu itu pudar nyalanya dan hanya berasap, pada saat
itulah pelita berarti nyaris padam. Ketika malam menjelang,
dimana terang sangat dibutuhkan, pelitapun dinyalakan. Tetapi
bisa saja cahaya pelita itu tidak dapat diperoleh karena beberapa
hal. Kalaupun menyala, ada yang tidak terus-menerus menyala
hingga pagi, melainkan hanya sesaat dan setelah itui padam.
Firman
Tuhan meminta agar "pinggang kita tetap berikat dan pelita
kita tetap menyala" (Lukas 12:35).Bagaimana menjaga agar
sumbu atau pelita tetaaap menyala? jika kita bisa memahaami
hal ini ,maka aplikasinya dalam hidup kita pun akan dapat kita
mengerti.
Cara
Mengusahakan Agar Sumbu/Pelita Tetap Menyala.
Untuk
dapat mengusahakan agar sumbu pelita itu tetap menyala ada beberapa
hal yang harus dilakukan.
Pertama
sumbu itu haruis selalu dibersihkan, hanya sumbu yang bersih
yang bisa memberikan cahaya yang baik. Ini adalah gambaran hidup
kita. Kita hidup dalam dunia yang penuh dengan kekotoran dan
debu dosa. Debu-debu dosa itu bisa saja menempel dalam hidup
kita.Artinya, sebagai orang percaya, kita masih bisa jatuh dalam
dosa. Tetapi seketika itu juga kita disadarkan oleh Roh Kudus
dan kita mengaku, memohon pengampunan Tuhan dan pengudusan oleh
darah-Nya (1 Yohanes 1:9). Setiap pagi kita datang kepada Tuhan
agar Ia juga membersihkan hidup kita oleh kebenaran firman-Nya
(Yoh 17:17).
Dosa
adalah suatu hal yang serius di hadapan Allah. Dosa lebih serius
dari penyakit kanker yang menyerang tubuh seseorang. Ketika
kita berdosa, kita harus segera mohon pengampunan menyelesaikannya
dengan Allah yang Maha Pengampun itu. Jangan bermain-main dengan
dosa, apalagi jika kita sudah terlibat penuh dalam pelayanan.Allah
yang maha kudus tidak mungkin akan memakai orang yang terus
menerus hidup dalam kecemaran dosa.
Kedua,
minyak yang harus selalu tersedia. Untuk pelita di Kemah Pertemuan
harus digunakan minyak zaitun tumbuk yang murni, agar pelita
itu tetap menyala (Kel 27:20). Minyak merupakan simbol dari
Roh Kudus. Hidup kita hanya dapat memancarkan terang ke sekitar
kita jika kita hidup dalaam pimpinan dan kehendak Roh Kudus.
Jika kita mengabaikan pribadi Roh Kudus dalam hidup kita, maka
kita tidak akan mampu menyinari sekeliling kita.Jangan cukup
puas dengan karya Roh Kudus yang telah atau sedang Anda alami,
melainkan teruslah meminta Dia mengurapi Anda, katakanlah "more..more..more"
maka Roh Kudus akan terus memenuhi hidup Anda sehingga Anda
tidak kuatir lagi pelita hidupmu akan padam. Bukankah Tuhan
berjanji mencurahkan Roh Kudus-Nya lebih dari waktu yang lampau
(Kisah 2:17-18).
Ketiga,
sumbu atau pelita itu dibiarkan terbuka, tidak ditutupi dengan
gantang atau penutup lainnya. Dalam Khotbah di Bukit, Tuhan
Yesus menyatakan bahwa kita adaaalah terang dunia. Tuhan rindu
agar terang kita memancar ke seluruh penjuru (Mat 5:14-16).
Gantang melambangkan kebutuhan hidup kita sehari-hari. Jangan
menutupi cahaya Kristus dari dalam hidup kita dengan hal-hal
jasmani. Kita memang harus bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidup kita sehari-hari. Namun Tuhan menghendaki agar kita tetap
memprioritaskan pemancaran Terang Kristus melalui hidup kita.
Banyak orang tidak mau memancarkan cahaya pemeliharaan Kristus,
ketika bekerja mencari uang. Yang ada hanyalah kekuatiran dan
kekuatiran. Seharusnya kita bekerja dengan iman akan pemeliharaan
Allah,bukan karena didorong oleh kekuatiran akaan apa yang kita
makan dan pakai (Mat.6:33)
|