MENUAI
PADA WAKTU PACEKLIK
Oleh: Pdt.Yohan Hadi Prayitno,
MBA
(Gembala Sidang GBI Altar Filadelfia Semarang)
Dimuat dalam majalah "Suluh Kasih"
Februari 1994
ditulis ulang oleh : Ir.
Eddy Sriyanto telp.(024)70125869
Barangkali
judul dari bab ini kelihatan aneh dan agak tidak masuk akal.Mungkin
Saudara pun juga akan bertanya,"Mana bisa ada panen pada
masa paceklik?"
Secara alamiah, memang pada masa paceklik
tidak mungkin ada panen. Yang kita ketahui selama ini, di masa
paceklik terjadi kekeringan yang luar biasa. Dan mungkin juga,
kelaparan akan terjadi di mana-mana pada masa seperti itu. Semua
orang, tidak hanya para petani, akan merasa susah, khawatir,cemas,
takut, gelisah dan resah karena bahan-bahan makanan pasti akan
menjadi mahal.
Bagaimanakah sikap kita sebagai orang Kristen
seandainya mengalami masa paceklik atau masa kelaparan seperti
itu? Sebenarnya masa paceklik itu sudah terjadi pada ribuan
tahun yang lalu. Masa paceklik bukan saja baru terjadi pada
tahun-tahun belakangan ini.
Dalam kitab Kejadian, ada suatu peristiwa
yang sangat menarik untuk disimak yang berkaitran dengan masalah
tersebut di atas. Peristiwa ini dituliskan dalam Kejadian 26:1-6,
sebagai berikut:
Maka
timbullah kelaparan di negeri itu.Ini bukan kelaparan
yang pertama, yang terjadi dalam jaman Abraham. Sebab
itu Ishak pergi ke Gerar, karena Abimelekh, raja orang
Filistin. Lalu Tuhan menampakkan diri kepadanya serta
berfirman, "Janganlah pergi ke Mesir,
diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu. Tinggallah
di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai
engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada
keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku
akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham,
ayahmu. Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang
di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh
negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi
akan mendapat berkat, karena Abraham telah mendengarkan
firmanKu dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu
segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku."
Jadi tinggallah Ishak di Gerar. |
Orang
Yang Taat Dipelihara Allah Secara Luar Biasa.
Kelaparan yang terjadi pada zaman Ishak itu
bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya pun juga pernah terjadi
kelaparan, yaitu pada jaman Abraham, ayah Ishak (Lihat Kejadian
12:10-20).
Ketika kelaparan itu terjadi, tentu Ishak
pun merasa bingung, cemas, atau khawatir seperti yang dialami
oleh kebanyakan orang pada umumnya. Dimana-mana terjadi kekeringan
yang sangat dahsyat, sehingga sawah-sawah tak dapat menghasilkan
panen sama sekali. Gandum sebagai bahan makanan pokok sangat
sulit didapatkan, kalaupun ada harganya pasti mahal sekali.
Ishak mengalami masa paceklik. Semua orang di negerinya bingung
karena makanan sangat sukar diperoleh pada waktu itu.
Akan tetapi berkat yang luar biasa itu, sebagai penggenapan
janji dan sumpah Allah kepada Abraham, justru diterima Ishak
secara langsung pada saat terjadi masa kelaparan yang sangat
hebat di negerinya. Pada waktu kelaparan itu terjadi, Ishak
terpaksa meninggalkan negerinya dan pergi ke Gerar, kepada Abimelekh,
raja orang Filistin. Dan di sanalah ia mengalami kenyataan dari
janji berkat yang diberikan Tuhan kepadanya. Dalam Kejadian
26: 12-13 dikatakan: "Maka menaburlah Ishak di tanah itu
dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat;
sebab ia diberkati Tuhan. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan
kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya."
Ishak adalah figur dari orang Kristen yang dipel;ihara dan diberkati
Tuhan secara luar biasa dalam segala keadaan. Apa yang dilakukan
dan diterimanya pada waktu itu tidak dialami orang lain. Dalam
ayat-ayat di atas dikatakan bahwa ia menabur di tanah yang sedang
dilanda kekeringan dan kelaparan.
Bagi banyak orang, apa yang dilakukan Ishak itu mungkin dianggap
aneh. Mereka pasti berpikir apakah untungnya menabur benih pada
waktu musim paceklik. Secara alami, benih itu akan mati bila
ditanam atau ditabur dalam keadaan seperti itu. Usaha tersebut
hanya akan menjadi sia-sia belaka, merupakan pemborosan waktu,tenaga,
biaya dan sebagainya.
Namun dalam Firman Tuhan di atas tadi dikatakan bahwa akhirnya
Ishak menerima hasil panen yang luar biasa besarnya, yaitu seratus
kali lipat banyaknya, justru di tengah-tengah masa paceklik.
Bukankah itu merupakan sesuatu hal benar-benar ajaib? semua
orang dilanda kesusahan dan kesulitan yang besar, tetapi sebaliknya
Ishak memperoleh hasil yang sangat besar.
Ketaatan Yang Mendatangkan Berkat.
Apakah rahasianya sehingga Ishak bisa menerima berkat Allah
yang besar itu? Ada sesuatu yang telah dikerjakan Ishak sebelum
berkat Allah, yaitu hasil panen seratus kali lipat, diterimanya.
Dalam Kejadian 26:2 dikatakan bahwa Tuhan berfirman kepada Ishak,
"Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan
Kukatakan kepadamu." Ini merupakan suatu perintah yang
disampaikan Tuhan secara pribadi kepada Ishak.
Sebenarnya pada masa itu Mesir merupakan daerah yang subur dibandingkan
dengan daerah-daerah lainnya. Disana air sangat berlimpah-limpah.
Sebaliknya di tanah Kanaan sedang dilanda kekeringan yang panjang,
sehingga tanah-tanah pertanian menjadi gersang dan tak dapat
ditanami apa-apa lagi. Secara manusia, Ishak pasti ingin pergi
ke Mesir karena di sana daerahnya lebih menguntungkan.
Tetapi sebelum ia melakukan sesuatu menurut pikiran dan keinginannya
sendiri, Tuhan terlebih dahulu berkata kepadanya, "Janganlah
pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu".
Ishak mendengarkan perintah Tuhan ini dengan sungguh-sungguh
dan menaatinya.Dan ketaatan itulah yang akhirnya mendatangkan
berkat kepadanya.
Seandainya saja Ishak pada waktu itu berkata, "Wah, di
sini tanahnya kering, bisa-bisa keluargaku pun mati kelaparan
akibat masa paceklik ini.Lebih baik pindah ke Mesir saja, di
sana tanahnya subur dan banyak airnya. Aku akan bercocok tanam
di sana ". maka hal itu berarti ia tidak taat kepada perintah
Allah dan hanya menuruti keinginannya sendiri. Jika hal itu
dilakukannya, apakah yang akan dialaminya?
Saya yakin tentu bukan berkat atau kemakmuran yang akan diterimanya,
tetapi sebaliknya ia akan mengalami banyak kesukaran dan kekurangan.
Walaupun tampaknya di Mesir lebih menguntungkan pula bagi Ishak.
Mengapa? Sebab ia melanggar atau tidak taat terhadap perintah
Tuhan. Kalau ia perghi ke Mesir, mungkin orang-orang Mesir bisa
menikmati hasil panen yang besar, tetapi ia justru akan mengalami
masa paceklik dan sengsara yang besar di sana. Bukan panen di
waktu paceklik yang akan dialaminya, melainkan paceklik di waktu
panen.
Puji Tuhan, ternyata Ishak menaati perintah Tuhan, Ia pergi
ke tempat yang dikehendaki Tuhan, yaiiiitu di Gerar. Sebenarnya
tempat yang dikunjunginya itu, keadaan tidak berbeda dengan
negerinya sendiri. Di Gerar pun terjadi kekeringan dan masa
paceklik yang panjang. Namun yang justru besar, ia mendapatkan
panen besar di waktu paceklik.
Tidakkah kita semua ingin mengalami seperti yang dialami oleh
Ishak ini? Kita semua pasti ingin memperoleh panen di waktu
paceklik. Mengalami berkat di waktu terjadi masa kesukaran,
kekeringan atau kekurangan. Bila ingin panen di waktu paceklik,
maka kita juga harus terlebih dahulu taat terhadap segala perintah
Tuhan yang terdapat dalam Firman-Nya.
Jalan Menuju Kehidupan Yang Diberkati Tuhan.
Marilah kita teliti lebih dalam lagi rahasia hidup yang diberkati
Tuhan sebagaimana yang telah dialami Ishak. Bila kita mempelajari
Kejadian 26 seluruhnya dengan sungguh-sungguh, maka ada beberapa
rahasia yang dapat kita temukan sebagai jalan menuju kehidupan
yang diberkati Tuhan.Apakah itu?
1.
Menabur Dalam Masa Kekeringan
Dalam
Kejadian 26:12 dikatakan,"Maka menaburlah Ishak di tanah
itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali
lipat; sebab ia diberkati Tuhan".Ishak menabur benih ketika
terjadi kelaparan di Gerar. Dengan kata lain, ia menabur di
saat menghadapi kesukaran, kekeringan atau kekurangan. Hal inilah
yang dapat mengubah kehidupan Ishak.
Dahulunya Ishak juga bukanlah orang yang kaya, sama seperti
orang lain yang mengalami kekurangan.Baru setelah ia menabur
dalam masa kekeringan itu, Tuhan mencurahkan berkatNya secara
luar biasa. Dikatakan dalam ayat 13,"Dan orang itu (Ishak)
menjadi kaya, bahklan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi
sangat kaya". Ayat tersebut membuktikan bahwa Ishak bisa
menjadi sangat kaya setelah ia menabur pada saat terjadi kelaparan.
Ingat
Hukum Memberi dan Menabur
Ishak
mengerti prinsip yang dikehendaki oleh Firman Allah, dan melakukannya
sungguh-sungguh dalam hidupnya. Ia menabur di saat menghadapi
masa kelaparan yang dahsyat. Hal tersebut berarti bahwa ia berani
memberi atau berkorban ketika mengalami kekurangan. Ia menabur
, karena itu ia berhak pula untuk menuai hasilnya. Dengan kata
lain, ia tidak pernah akan menuai hasil apa-apa jika ia tidak
menabur dalam masa kekeringan itu.
Bukankah Tuhan Yesus pun bersabda, "Berilah dan kamu akan
diberi ..." (Lukas 6:38). Firman Tuhan juga mengatakan,
"orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata,
akan menuai dengan bersorak-sorai " (Mazmur 126:5)
Ishak mengerti prinsip Firman Tuhan itu dan menaatinya, karena
itulah ia diberkati Tuhan dengan berkelimpahan ketika ia tinggal
di Gerar.
Sudahkah kita menerapkan prinsip Firman Tuhan itu dalam kehidupan
kita? Alangkah sayangnya bila sedikit sekali orang Kristen yang
mau mengerti dan menerapkan prinsip tersebut dalam kehidupan
mereka.
Seringkali
kita beranggapan bahwa prinsip itu tidak mudah untuk dipraktekkan.
Kecenderungan kita ialah jangan memberi kalau sedang dalam kekurangan.
Prinsip yang logis atau masuk akal yaitu jangan menabur kalau
sedang musim paceklik. Jika menabur benih di tanah yang kering,
maka benih itu akan mati.Nanti kalau sudah hujan ,.barulah menabur.Inilah
logika yang dapat diterima menurut pikiran manusia.
Tetapi ,prinsip Firman Tuhan sangat berbeda dengan prinsip yang
dimiliki manusia.Supaya kita bisa taat terhadap Firman Tuhan,
dioperlukan suatu langkah atau tidakan iman! Bila kita selalu
bersandar pada pertimbangan akal ataao logika, maka kita tidak
akan pernah dapat melakukan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan
Allah dalam firman-Nya.
Ishak belajar memberi atau berkorban di dalam kekurangannya.Ia
lebih taat kepada perintah Tuhan dari[pada logika manusia. Di
dalam masa yang sulit, ia berani memberi dan mengorbankan sesuatu
di hadapan Allah. Dan karena tindakan imannya itulah, akhirnya
Tuhan memberkati dia dengan hasil seratus kali lipat, suatu
hasil yang jauh lebih besar dan lebih banyak daripada apa yang
dipetrkirakan sebelumnya. Seandainya ia tidak menabur benih
pada waktu itu, maka ia juga tidak akan pernah menuai hasil
yang berlimpah-limpah.
Berbicara
tentang hasil atau panen, maka ada dua prinsip yang perlu kita
ketahui,yaitu:
- Hasil
atau panen yang didapatkan sangat tergantung dari jumlah
benih yang ditaburkan. Firman Tuhan mengatakan,"Orang
yang menabur sedikit akan menuai sedikit juga, dan orang
yang menabur banyak, akan menuai banyak juga" (II Korintus
9:6). Jadi kalau kita hanya menabur sedikit, maka hasil
yang kita tuai pun akan sedikit pula.Makin banyak kita memberi
atau berkorban kepada Tuhan, makin banyak juga berkat yang
akan kita terima.
- Antara
masa menabur dan masa menuai diperlukan waktu serta proses
yang harus dilalui. Dalam Kejadian 26:12 dikatakan, "...dalam
tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat..."
Nah, ini berarti ada kurun waktu tertentu yang harus dilalui
Ishak sebelum ia bisa mendapatkan hasil yang besar itu.
Tidak
bisa dijelaskan secara persis berapa lama Ishak harus menunggu
hasil yang akan diperolehnya itu. Mungkin bisa tiga bulan, enam
bulan, sembilan bulan, atau setahun. Tetapi yang jelas disebutkan
bahwa dalam waktu selama setahun itu, Ishak mendapatkan hasil
seratus kali lipat.
Jadi kalau kita berkorban atau memberikan sesuatu kepada Tuhan,
kita harus memberikan waktu dan kesempatan bagi Allah untuk
bisa bekerja. Faktor waktu ini harus kita mengerti dan sadari
dengan baik. Ada suatu proses yang harus kita lalui, di mana
kita mempercayakan benih yang ditabur kepada Allah.Janganlah
kita mengharapkan bahwa hari ini memberi atau berkorban kemudian
besok pagi akan menerima hasil atau berkat yang besar.
Seperti seorang petani, ia tahu bahwa benih itu memerlukan waktu
untuk bertumbuh sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang dinanti-nantikan.
Hasil atau panen itu tidak dapat dipercepat ataupun diperlambat,
kalau masanya bertumbuh, ya akan bertumbuh dengan sendirinya.
Kalau berbungan, ya akan berbunga sendiri. Kalau masa berbuah
tiba apa yang ditanam itu pasti akan berbuah.Demikianlah seterusnya.Disini
harus ada proses dan kurun waktu tertentu yang harus dilewati.
Kita pun juga harus bersikap seperti seorang petani, yaitu mempercayakan
apa yang kita tabur itu sepenuhnya kepada Allah.
2.Berkat
itu dinyatakan Melalui Mujizat Tuhan.
Hanya Tuhanlah yang dapat mengubah benih menjadi buah atau hasil
panen yang kita harapkan. Secara rohani, hanya Dia lah yang
dapat mengubah korban persembahan kita menjadi berkat yang besar
dalam kehidupan kita. Dengan kata lain, di sini Tuhan menyatakan
kuasa atau mujizatnya.
Ishak mengalami mujizat Tuhan itu. Dalam Kejadian 26:12 bagian
akhir dikatakan, ". . . sebab ia diberkati Tuhan".
Mujizat Tuhan itulah yang menjadikan Ishak sebagai orang yang
sangat kaya di negeri Gerar, ia menerima hasil panen yang sangat
besar setelah menabur di tanah yang kering.
Ketika
pembangunan gereja beberapa waktu yang lalu sedang berlangsung,
ada beberapa orang ibu yang datang kepada saya memberikan persembahan
mereka untuk membantu pekerjaan pembangunan itu. Dengan tulus
ikhlas mereka mengorbankan apa yang dapat mereka berikan kepada
Tuhan. Dilihat dari jumlahnya, barangkali pemberian mereka itu
tidak banyak. Ada yang lima ratus, empat raus rupiah.Pengorbanan
mereka membuat hati saya sangat terharu.
Salah
seorang di antara ibu-ibu tadi bekata kepada saya, "Pak
Yohan, saya titip uang ini untuk pembangunan gereja ".
Saya tidak sampai hati melihat ibu itu, dan berkata kepadanya,
"SudahlahIbu, uang ini dipakai Ibu saja. Saat ini Ibu pun
sedang membutuhkannya ". Tetapi ia berkata "Tidak
apa-apa pak. Biar saja uang ini saya persembahkan untuk membantu
pekerjaan Tuhan, walaupun jumlahnya mungkin sangat sedikit".
Sebenarnya
saya sangat kasihan melihat ibu tadi. Ia sendiri sedang berada
dalam kekurangan, dan uang itu pasti diperlukannya pada saat
itu. Karena itu mula-mula saya bermaksud mencegahnya agar tidak
usah mempersembahkan uangnya. Akan tetapi, Tuhan menegur saya
setelah saya sampai di rumah. Tuhan mengingatkan saya suatu
kisah dalam Perjanjian Lama, yaitu tentang janda Sarfat yang
diceritakan dalam 1 Raja-raja 17:7-24.
Dalam hatinya, barangkali Elia juga tidak tega meminta dibuatkan
roti dari tepung yang tinggal sedikit milik janda itu.
Pada waktu itu pula, Tuhan berkata kepada saya, "Jika Ibu
itu tidak menabur, ia tidak akan menuai dan memperoleh panen.Justru
kalau engkau menerima persembahannya, berarti ia diberi kesempatan
untuk menabur sekalipun dalam kekurangan. Ia akan panen di musim
paceklik".
Ibu tersebut seperti janda Sarfat yang bertemu dengan Elia.
Tuhan pasti memberkatinya sebagaimana Ia telah memberkati janda
Sarfat dengan sangat ajaib, sehingga hidupnya tidak pernah kekurangan
lagi walaupun masa kelaparan atau paceklik belum berakhir.
Nah Saudara, dari kisah atau peristiwa di atas, kita melihat
suatu prinsip Alkitab yang sangat penting untuk kita terapkan
dan lakukan. Barangsiapa menabur, ia aakan menuai. Sebaliknya,
orang yang tidak pernah menabur juga tidak akan menuai atau
menerima berkat dari Tuhan.
Bila kita menaati prinsip firman Tuhan tersebut, kuasa atau
mujizat Tuhan pasti akan dinyatakan kepada kita.Ia akan melimpahkan
berkat-Nya di tengah-tengah kekeringan atau kekurangan yang
sedang terjadi.
Arti
Diberkati Tuhan.
Ishak diberkati Tuhan secara luar biasa.Ia memperoleh hasil
panen seratus kali lipat pada waktu musim paceklik. Orang yang
diberkati Tuhan itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya,
sehingga akhirnya menjadi sangat kaya.
Maukah Saudara diberkati Tuhan seperti Ishak? Jika Saudara mau,
terapkan dan lakukan prinsip Firman Tuhan di atas yang sangat
penting ini.
Apakah artinya diberkati Tuhan? Ada dua buah arti tentang hal
ini yang harus kita ketahui.
Pertama,
diberkati Tuhan berarti mengalami sukses yang besar, seperti
Ishak memperoleh hasil seratus kali lipat. Dengan kata lain,
mengalami mujizat Tuhan yang dinyatakan secara luar biasa.
Apapun yang dilakukan atau dijamah menjadi berhasil, kalau
berusaha,berhasil dengan baik. Kalau menabur benih, akan bertumbuh
dan menghasilkan panen yang besar. Kalau membuka toko, barang
dagangannya laris terjual. Dan masih banyak contoh lainnya
yang dapat dijabarkan di sini.
Kedua,
diberkati Tuhan juga berarti bahwa Tuhan akan membuka atau
memberikan jalan lainnya apabila jalan yang sedang dilalui
mengalami kemacetan atau kebuntuan.Jadi, jika sumber nafkah
yang satu macet, Tuhan pasti akan membuka sumber yang lain.
Jika jalan yang satu tertutup, Tuhan pasti akan membuka jalan
yang lain.
Berkat
Tuhan Dicurahkan Kepada Orang Yang Percaya Kepada-Nya
Ishak
benar-benar merupakan gambaran atau figur dari orang Kristen
yang diberkati Tuhan. Setelah ia mendapat hasil seratus kali
lipat, selanjutnya dikatakan dalam Kejadian 26: 17-19 sebagai
berikut: Jadi pergilah Ishak dari situ dan berkemahlah ia di
lembah Gerar, dan ia menetap di situ. Kemudian Ishak menggali
kembali sumur-sumur yang digali dalam jaman Abraham, ayahnya
dan yang telah ditutup oleh orang Filistin sesudah Abraham mati;
disebutkannyalah nama sumur-sumur itu menurut nama-nama yang
telah diberikan oleh ayahnya. Ketika hamba-hamba Ishak menggali
di lembah itu, mereka mendapati di situ mata air yang berbual-bual
airnya.
Dalam
peristiwa selanjutnya tadi dikatakan bahwa bersama hamba-hambanya,
Ishak menggali kembali sumur-sumur yang telah ditutup oleh orang-orang
Filistin. Sebenarnya sumur-sumur itu telah mati, tak ada airnya
sama sekali karena daerah Gerar dilanda kekeringan yang dahsyat,
karena itulah orang-orang Filistin lalu menutupnya.
Akan
tetapi sangat aneh, dikatakan dalam kisah tadi bahwa ketika
hamba-hamba Ishak menggali di lembah itu, mereka mendapati di
situ mata air yang berbual-bual. Mengapa bisa terjadi demikian?
Hal ini bisa terjadi karena Ishak diberkati Tuhan.
Tuhan
menyatakan mujizatnya kepada orang yang sungguh-sungguh mengenal
dan percaya kepada-Nya. Orang-orang Filistin mengalami kekeringan
sehingga banyak sumur mereka yang mati dan akhirnya ditutup.
Tetapi setelah digali oleh Ishak dan hamba-hambanya, sumur-sumur
itu mengeluarkan air yang sangat berlimpah-limpah. Bukankah
itu merupakan suatu hal yang ajaib dan mengherankan?
Dari
peristiwa tersebut di atas, kita bisa melihat bahwa Tuhan melimpahkan
berkat-Nya kepada anak-anak-Nya lebih daripada orang-orang yang
tidak percaya kepada-Nya.Suatu usaha tidak bisa jalan dengan
lancar atau mengalami kemacetan bila dijalankan oleh orang yang
tidak percaya kepada Tuhan. Tetapi usaha yang sama itu bila
dijalankan oleh anak Tuhan yang sungguh-sungguh percaya kepada-Nya,
bisa berjalan dengan baik dan berhasil.
Tuhan
memberikan berkatnya melalui mujizat yang tak dialami oleh orang-orang
yang tidak percaya kepada-Nya.
3.Mengalami
Pertumbuhan Secara Rohani.
Dikatakan dalam Kejadian 26:23-25 sebagai berikut: Dari situ
ia pergi ke Bersyeba.Lalu pada malam itu Tuhan menampakkan diri
kepadanya serta berfirman, " Akulah Allah ayahmu Abraham,
janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati
engkau dan membuat banyak keturunanmu karena Abraham, hamba-Ku
itu ". Sesudah itu Ishak mendirikan mezbah di situ, lalu
hamba-hambanya menggali sumur di situ.
Ishak bukan hanya merupakan gambaran dari orang Kristen yang
diberkati Tuhan. Tetapi ia juga merupakan ambaran dari orang
Kristen yang bertumbuh secara rohani, yaaitu dalam hubungan
pribadinya dengan Tuhan.
Dari peristiwa yang disebutkan dalam Kejadian 26:23-25 itu,
ada dua hal yang dapat kita lihat sebagai bukti atau tanda bahwa
Ishak mengalami pertumbuhan secara rohani dalam hubungan pribadinya
dengan Tuhan.Pertama, dalam aaayat 24 dijelaskan bahwa Tuhan
menampakkan diri kepadanya pada suatu malam. Dengan kata ain,pada
waktu itu Ishak memperoleh penglihatan dari Tuhan.
Kapankah seseorang bisa mendapatkan penglihatan ? Tentu hal
itu tidak terjadi pada waktu ia tidur tetapi terjadi ketika
ia sedang berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Nah, pada
malam hari ketika Ishak masih berdoa itulah, Tuhan menampakkan
diri kepadanya. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan rohani Ishak
bertumbuh.
Hanya
orang yang bertumbuh rohaninyalah yang bisa berdoa dengan sungguh-sungguh
sehingga dapat bertemu dengan Tuhan dalam doanya, bahkan dapat
memperoleh penglihatan dari Tuhan. Sebaliknya, orang yang kehidupan
rohaninya tertidur, tidak bertumbuh, atau mati, tidak akan pernah
memperoleh penglihatan dari Tuhan pada saat ia berdoa.
Kedua, dalam ayat 25 dikatakan bahwa sesudah itu Ishak mendirikan
mezbah di Bersyeba dan memanggil nama Tuhan. Mezbah adalah untuk
mempersembahkan korban kepada Tuhan. Hal ini menunjukkan kehidupan
rohani Ishak yang bertumbuh.
Hanya orang yang seperti itulah yang ingin dan dapat mempersembahkan
korban kepada Tuhan. Ia tidak lagi menjadi orang yang hanya
mementingkan diri sendiri saja, atau hanya mau menerima berkat
dari Tuhan saja. Tanpa diminta, Ishak dengan sendirinya dan
secara sukarela memberikan korban kepada Allahnya. Hidupnya
tidak lagi hanya bekerja untuk dirinya sendiri atau keluarganya,
akan tetapi ia ingin melayani Tuhan dalam kehidupannya. Sungguh
ini merupakan suatu hal yang sangat indah dan menyenangkan hati
Tuhan.
Ishak menerima berkat yang ganda dari Tuhan. Secara jasmani
ia bertambah kaya, sehingga menjadi orang yang sangat kaya di
daerah yang sedang kelaparan. Secara rohani ia juga semakin
bertumbuh , dan semakin mengasihi Tuhan.
Sekarang ini pun Tuhan juga sedang mencari orang-orang Kristen
yang seperti Ishak. Ia mencari orang-orang yang bisa mengasihi
Dia dengan sungguh-sungguh dan mau terlibat dalam pekerjaan-Nya
serta melayani Dia. Tuhan Yesus mencari orang -orang yang siap
diberkati-Nya secara luar biasa,siap untuk mengalami pertumbuhan
dalam kehidupan rohaninya, dan juga siap mempersembahkan korban
kepada Tuhan sebagai rasa syukur atas berkat yang telah dilimpahkan-Nya.
Marilah kita mempunyai kerinduan yang sama, yaitu bisa menjadi
orang Kristen yang seperti Ishak. Bukan sebaliknya, setelah
diberkati Tuhan dengan berkat berkelimpahan malah menjadi orang
Kristen yang sombong, tinggi hati atau malah meninggalkan Tuhan.
4.
Menjadi Kesaksian Bagi Orang Dunia.
Setelah
Ishak diberkati Tuhan secara luar biasa dan kehidupan rohaninya
terus semakin bertumbuh, akhirnya hidupnyapun menjadi kesaksian
bagi orang-orang dunia yang tidak mengenal Allah yang hidup.
Hal
ini dikatakan dalam Kejadian 26:26-29 sebagai berikut: Datanglah
Abimelekh dari Gerar mendapatkannya, bersama-sama dengan Ahuzat,
sahabatnya, dan Pikhol, kepala pasukannya. Tetapi kata Ishak
kepada mereka,"Mengapa kamu datang mendapatkan aku ? Bukankah
kamu benci kepadaku, dan telah menyuruh aku keluar dari tanahmu?
" Jawab mereka, "Kami telah melihat sendiri, bahwa
Tuhan menyertai engkau, sebab itu kami berkata: baiklah kita
mengadakan sumpah setia, antara kami dan engkau; dan baiklah
kami mengikat perjanjian dengan engkau, bahwa engkau tidak akan
berbuat jahat kepada kami, seperti kami tidak mengganggu engkau,
dan seperti kami semata-mata berbuat baik kepadamu dan membiarkan
engkau pergi dengan damai; bukankah engkau sekarang yang diberkati
orang".
Kehidupan
Ishak menjadi kesaksian bagi Abimelekh dan sahabat-sahabatnya,
yaitu orang-orang yang tidak mengenal Allah. Mereka berkata
kepada Ishak," Kami telah melihat sendiri bahwa sesungguhnya
engkau adalah orang yang disertai Tuhan dan Tuhan memberkati
engkau". Hal ini merupakan penggenapan janji Tuhan kepada
Ishak dalam ayat 24,". . . janganlah takut, sebab Aku menyertai
engkau; Aku memberkati engkau ...". Abimelekh, Ahuzat dan
Pikhol melihat kedua janji itu dinyatakan dalam kehidupan Ishak.
Orang-orang dunia ini bisa melihat bahwa Ishak adalah orang
yang disertai dan diberkati Tuhan secara luar biasa. Karena
itu mereka menjadi takut dan hormat kepadanya, sehingga mereka
mengikat sumpah setia untuk idak saling memusuhi. Mereka ingin
menjalin persahabatan dan perdamaian dengannya.
Dalam Kejadian 26:30-31 dikatakan : Kemudian Ishak mengadakan
perjamuan bagi mereka, lalu mereka makan dan minum. Keesokan
harinya pagi-pagi bersumpah-sumpahanlah mereka, dan mereka meninggalkan
dia dengan damai.
Bagaimanakah dengan kehidupan saudara pada saat ini? Apakah
Saudara juga sudah menjadi kesaksian bagi orang-orang dunia?
Apakah mereka bisa melihat bahwa Saudara adalah orang yang disertai
dan diberkati Tuhan? Janji Tuhan yang diberikan kepada Ishak
itu juga diberikan-Nya kepada Saudara.
|